Permata Di Timur
Senja terbit dari ufuk timur membayang di atas laut yang tenang. Nyiur melambai-lambai di tepi pantai seolah-olah ingin mengatakan “selamat datang pagi”. Ini adalah salah satu gambaran suasana pagi hari di Manado. Manado adalah Ibu Kota propinsi Sulawesi Utara. Banyak hal yang bisa kita bahas mengenai kota ini. Terkenal dengan julukan 3B (Boulevard, Bubur Manado, dan Bridge). Memang kota ini terkenal dengan pemandangan pantai yang ada di sepanjang jalur Boulevard. Dulunya, orang bisa makan jagung bakar di tepi pantai dikawasan Boulevard. Tetapi sekarang semenjak direklamasi, Orang bisa menikmati keindahan pantai dari dalam Mall.

Keterangan: Foto Pantai di Manggatasik dengan Latar Belakang Pulau
Manado Tua, Kota Manado memang mempunyai banyak
Pantai.
Ada beberapa objek wisata yang bisa ditemui di daerah ini, yang paling terkenal adalah taman laut Bunaken. Di sini kita bisa melihat banyak terumbu karang yang cantik dan keindahan pantai yang membuat turis domestik maupun mancanegara mau untuk berkunjung di sini. Pantulan cahaya matahari di atas permukaan laut yang membuat Manado berkilau seperti permata. Ada juga pulau manado tua yang terkenal dengan pemandangannya. Jangan bilang pernah pergi ke Manado kalau belum ke Bunaken dan merasakan aneka masakannya.
Banyak anggapan yang berpikir bahwa orang-orang Manado menyukai makanan yang aneh-aneh. Dalam pikiran orang-orang, orang Manado “pemakan segala”. Kucing, Kelelawar, Anjing, Ular, Tikus seolah menjadi menu favorit, eits…tapi jangan salah dulu. Tidak semua orang Manado seperti itu. Ada juga makanan lain yang terkenal enak dan pedas (orang Manado memang menyukai makanan yang pedas). Ada ayam rica-rica, Babi isi di bulu (Babi yang dimasak dengan bumbu di dalam bambu dan dibakar), Rica Roa (Sambal dengan potongan ikan Roa), dan yang terkenal adalah Tinutuan (Bubur Manado). Ini merupakan makanan khas Manado terdiri dari campuran bubur, jagung, sayur-sayuran yang dimakan dengan Dabu-dabu (semacam sambal khas Manado).
Sistem kekeluargaan di Manado terbilang masih cukup erat. Ini bisa dilihat pada waktu terjadi kedukaan. Warga setempat yang akan langsung bergotong royong dan membantu anggota keluarga yang ditinggalkan. Hal ini mungkin terkait dengan salah satu adat istiadat di Sulawesi Utara, yaitu Mapalus.
Mapalus adalah bentuk gotong royong yang dilakukan dengan cara saling bahu membahu melakukan satu pekerjaan. Misalnya, ketika musim panen, warga setempat akan bersama-sama mengerjakan satu ladang yang sama dan kemudian hari yang lain mereka akan mengerjakan ladang yang lain sampai semua ladang selesai dipanen. Esensi dari kebudayaan ini adalah sistem gotong royong dan kekeluargaan. Manado kaya akan kesenian, contohnya adlah alat musik kolintang dan tarian Maengket.
Alat musik kolintang terdiri dari sekumpulan kayu yang disusun dan menghasilkan nada-nada yang indah. Ada beberapa cerita rakyat tentang alat musik ini. Salah satunya menceritakan tentang asal usul nama Kolintang. Konon pada masa penjajahan, ada satu orang perwira portugis yang menyukai gadis dari suku Minahasa (Salah satu suku induk di Sulawesi Utara). Dia kemudian membuat dan merangkai sekumpulan kayu untuk menghibur gadis itu. Secara tak sengaja kumpulan kayu tersebut bisa menghasilkan bunyi yang indah. Gadis itu bernama Lintang. Si Perwira kemudian memberikan kumpulan kayu tersebut kepada si Gadis sambil mengatakan “Ko Lintang” yang artinya untukmu Lintang.
Hal ini tidak diketahui kebenarannya, akan tetapi cerita inilah yang berkembang di masyarakat dan sampai sekarang alat musik itu tetap bernama Kolintang. Tarian Maengket dulunya dimainkan pada waktu musim panen. Akan tetapi semakin berkembangnya jaman, budaya ini semakin hilang. Untuk mencegah hal ini, Pemerintah dan orang-orang yang peduli akan budaya mencoba melestarikannya dengan cara mengdakan perlombaan tarian Maengket setiap tahun.

Keterangan: Tim Tari Maengket SMA Frater Don Bosco Manado dengan
menggunakan pakaian adat Minahasa.
Yang kami lakukan untuk lebih mengenal budaya tersebut adalah bertanya kepada orang asli dan mencari beberapa sumber tentang hal itu.
Berkunjunglah ke Manado dan rasakan sendiri keindahan yang disuguhkan oleh alam dan keramahan penduduk lokal.
By: 1. 51407109
2. 51407139
4 komentar:
wah.., kayaknya seru tuh di Manado.
baru baca ceritanya aja udah merasakan tiupan angin lautnya.
Tapi yang jadi masalah, di Manado ada ga masakan yang ga pedas?
Klo ga ada kan bahaya.., nanti klo kita maen di sna jadi puasa donk? kan jadi lemes, trus ngga bisa kejar-kejaran di pantai, Hahahaha.
sel and yuu... duh mungkin ga nyambung ya komen kita ama postingan nya, tapi yang bikin ktawa profil kalian tuuhhh... terutama yang dibikin sella coz bisa nurunin gengsinya ayuuu.. hahaha.. masa dibilang hobby ayu baca sambil eek sihhh... ahaha...ngakak
Duh.. mentang2 manado.. langsung bahasnya manado.
eh tapi emang pengen sih ke manado.. kayaknya tempatnya asik.. gimaanaaa gitu.. PENGEN KE BUNAKENN..
manado??
enaknya..
kapan2 ajak kita kesana yah..
heheee..
dont forget to visiting our blog at http://ditanindita.blogspot.com/
regards,
dita-dinda
Posting Komentar